19 Februari 2001 — 12 menit baca

Gerakan ekstra-parlementer untuk menghancurkan GOLKAR

Kalimat di atas, GOLKAR = Golongan Koruptor Anti Reformasi (atau Anti Rakyat) adalah usul dari seseorang, untuk menanggapi berbagai gejolak yang sekarang terjadi di banyak tempat di negeri kita yang menyuarakan hujatan terhadap Partai GOLKAR atau tuntutan untuk membubarkannya. Nampaknya, hujatan dan tuntutan ini akan berlangsung terus, dan makin lama akan makin besar juga, sampai ada “penyelesaian” masalahnya, entah dalam bentuk yang bagaimana.

Yang jelas adalah bahwa situasi yang demikian itu akan merupakan perkembangan yang amat penting bagi bangsa dan negara kita, baik untuk menghadapi berbagai persoalan ruwet yang sedang menimpa rakyat kita dewasa ini, maupun untuk masa depan generasi kita yang akan datang. Sebab, persoalan partai GOLKAR bukanlah suatu masalah yang remeh, kalau kita melihat sejarahnya dan perannya dalam kehidupan Republik Indonesia. Persoalan partai GOLKAR adalah masalah besar, karena ada kaitannya yang erat dengan kehidupan 220 juta orang. Oleh karena itu, sudah sewajarnyalah, bahkan seharusnyalah, bahwa masalah partai GOLKAR ini menjadi perhatian begitu banyak orang.

Tulisan kali ini adalah semacam sekadar catatan untuk ingatan kita bersama, mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengannya. Sebab, adalah amat penting bagi kita semua untuk berusaha bisa mengerti sebanyak mungkin (dan kalau bisa, juga sebaik mungkin), tentang partai GOLKAR ini. Dengan begitu, jadinya, kita bisa bersikap tepat menghadapinya. Dengan semangat itulah tulisan ini dibuat, sebagai tambahan tulisan-tulisan yang telah beredar lebih dahulu. Agaknya, di sana-sini, apa yang sudah dikemukakan oleh banyak orang lewat berbagai cara juga tercermin di dalamnya, di samping banyak juga soal-soal baru yang bisa ditelaah bersama-sama.

Golkar Harus Jadi Sasaran Utama Reformasi

Gerakan untuk menghujat partai GOLKAR, atau untuk menuntutnya supaya dibubarkan atau membubarkan diri akhir-akhir ini kelihatan makin meluas dan makin mendapat dukungan dari berbagai kalangan dalam masyarakat. Dari segi politik dan juga dari segi moral, tujuan gerakan ini pada intinya adalah benar, walaupun sebagian cara-caranya ada yang bisa dipersoalkan. Bahwa tujuan gerakan itu adalah benar, ini perlu diyakini oleh sebanyak mungkin orang, sehingga gerakan ini akan berhasil. Untuk itulah maka penjelasan yang benar dan luas tentang GOLKAR perlu dilancarkan bersama-sama oleh seluruh kekuatan pro-demokrasi dan pro-reformasi, baik yang terhimpun dalam kalangan intelektual, LSM, budayawan, mahasiswa, gerakan pemuda, ulama maupun serikat buruh, serikat tani dll.

Sebab, berdasarkan sejarah dan pengalaman buruk selama Orde Baru yang berumur lebih dari 32 tahun, nyatalah bahwa partai GOLKAR memang perlu sekali bersama-sama dihancurkan secara politik. Tetapi, karena GOLKAR pernah memegang kekuasaan besar dan menyeluruh, maka walaupun Orde Baru resminya sudah ambruk, tetapi sisa-sisa kekuatannya masih cukup besar, dan pengaruh “kebudayaannya” juga masih tertanam dalam-dalam di fikiran banyak orang. Pengaruh buruk ini jugalah yang merupakan “kekuatan gelap” yang cukup berbahaya. Partai GOLKAR sudah pernah, selama puluhan tahun, mengangkangi dan menyalahgunakan bidang eksekutif, legislatif, judikatif, sehingga telah mengakibatkan kerusakan-kerusakan besar di bidang politik, ekonomi, sosial, dan moral.

Oleh karena itu, sekali lagi, dan untuk kesekian kalinya, perlu ditegaskan bersama-sama, dan diyakini juga bersama-sama, bahwa dalam memperjuangkan reformasi total, partai GOLKAR adalah perlu dijadikan sasaran utama atau tujuan utama. Artinya, dalam mengusahakan adanya reformasi total di Republik kita, hancurnya partai GOLKAR di bidang politik adalah suatu syarat mutlak. Dengan kalimat lain : reformasi tidak akan jalan, bahkan akan tidak akan mencapai tujuan tanpa dihancurkannya partai GOLKAR. Untuk lebih sederhana lagi : hancurnya GOLKAR adalah bagian penting tujuan reformasi total.

Karena itu, ketika di seluruh negeri dikumandangkan pentingnya reformasi, tetapi kalau kehancuran GOLKAR (secara politik!) tidak dijadikan salah satu tujuan utamanya, maka berarti reformasi itu akan salah sasaran atau tidak akan mencapai tujuan! Mengapa? Marilah sama-sama kita periksa, dan bahan-bahan berikut adalah sekedar sumbangan untuk bahan renungan kita bersama.

Golkar Adalah Pembangun Orde Baru

Seperti sudah sama-sama kita ketahui, cikal-bakal partai GOLKAR adalah didirikannya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekbergolkar) yang didirikan oleh pimpinan TNI-AD dalam tahun 1964, dalam usaha untuk mengimbangi (baca: menentang) kekuatan politik Bung Karno dan PKI, yang waktu itu makin jelas bergeser “ke kiri”. “Politik kiri” Bung Karno ini, adalah bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perjuangannya sejak muda, ketika ia menampilkan diri sebagai salah seorang pemimpin paling terkemuka dalam menentang penjajahan Belanda dan, kemudian, dalam perjuangan untuk membangun Republik Indonesia.

Tanpa membeberkan dalam tulisan kali ini secara panjang lebar tentang seluk-beluk peristiwa G30S, bisalah kiranya disimpulkan bahwa pimpinan TNI-AD (bersama-sama para pendukungnya di dalamnegeri dan di luarnegeri) telah mengkudeta kekuasaan politik Bung Karno, dan melikwidasi seluruh kekuatan politiknya (termasuk kekuatan PKI). Alasan yang dipakai waktu itu adalah bahwa Bung Karno terlibat dalam peristiwa G30S, dan karena beliau tidak mau membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya.

Dengan tergulungnya kekuatan pendukung politik Bung Karno dan dihancurknnya kekuatan PKI (antara lain, dengan pembunuhan jutaan orang dan pemenjaraan ratusan ribu simpatisan PKI dan orang-orang lainnya yang tidak bersalah apa-apa), maka GOLKAR sepenuhnya dan secara leluasa telah membangun kekuasaan politik Orde Baru. Artinya, politik pemerintahan Orde Baru adalah sepenuhnya atau semata-mata produk GOLKAR. Dan partai GOLKAR adalah pada hakekatnya gabungan pimpinan TNI-AD bersama-sama tokoh-tokoh utama berbagai golongan yang anti-politik Bung Karno dan anti-PKI.

Partai GOLKAR telah menempatkan tokoh-tokoh utamanya (baik sipil maupun militer) dalam pos-pos penting di bidang eksekutif, legislatif, judikatif sehingga mereka bisa menguasai kendali penting dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan negeri kita selama lebih dari 32 tahun. Karena sejak semula orientasi politik dan basis moral Orde Baru memang sudah tidak sehat, maka wajarlah kiranya kalau selama puluhan tahun itu telah terjadi berbagai kejahatan dan kesalahan yang jumlahnya besar sekali, yang dilakukan oleh tokoh-tokoh GOLKAR. Kejahatan dan kesalahan serius ini terjadi di bidang eksekutif, legislatif, judikatif dan meliputi juga bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan moral.

Begitu besarnya kejahatan dan kesalahan yang dibikin GOLKAR di seluruh kehidupan bangsa dan negara, sehingga kerusakan-kerusakan parah pun dapat dilihat hampir di seluruh bidang, yang sekarang masih kita hadapi sebagai warisan. Akibat kerusakan ini kelihatan pada praktek dan kehidupan sebagian besar (tidak semua) tokoh-tokoh GOLKAR di Jakarta, tetapi juga di kota-kota seperti Medan, Palembang, Padang, Cirebon, Bandung, Solo, Madiun, Makasar, Menado, Denpasar dan banyak kota lainnya.

Kerusakan-kerusakan inilah yang harus diperbaiki, dan sumber-sumbernya atau sebab-sebabnya harus dirombak atau harus dibangun kembali, jelasnya: harus di-reformasi.

Apa Saja Kesalahan Dan Dosa Dosa Golkar

Akhir-akhir ini, di antara masalah-masalah yang disuarakan dalam berbagai aksi (lewat demo atau kegiatan lainnya) untuk menghujat GOLKAR adalah tuntutan untuk dibubarkannya atau dilarangnya partai yang telah menjadi pendukung Orde Baru ini. Apakah GOLKAR memang bisa dibubarkan atau dilarang menurut hukum adalah satu soal, tetapi apakah tuntutan itu benar secara moral dan menuruti perasaan keadilan adalah soal lain lagi. Namun, betapa pun juga, kalau kita periksa kembali apa-apa saja yang sudah dilakukan GOLKAR terhadap republik dan rakyat kita, dan kalau kita lihat besarnya kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh kejahatan dan kesalahannya selama lebih dari 32 tahun, maka jelaslah kiranya bahwa GOLKAR pantas untuk dituntut pertanggungan jawabnya.

Kejahatan besar dan kesalahan serius GOLKAR (baca: tokoh-tokoh utamanya) selama lebih dari 32 tahun Orde Baru adalah banyak sekali dan meliputi berbagai bidang pula. Kejahatan dan kesalahan ini berupa kerugian material yang monumental jumlahnya, dan juga berupa korban jiwa manusia yang tidak terbilang jumlahnya (ingat : peristiwa 65/66, Aceh, Tg Priok, peristiwa Mei 1998, peristiwa Semanggi, peristiwa 27 Juli dll dll). Kejahatan di bidang HAM juga banyak sekali selama puluhan tahun itu, antara lain : pemenjaraan ratusan ribu orang-orang tidak bersalah selama jangka panjang, (bahkan sampai puluhan tahun, tanpa pemeriksaan pengadilan), perlakuan terhadap para eks-tapol beserta keluarga mereka.

Di bidang politik dan moral bangsa, GOLKAR (baca: pimpinan TNI-AD, dan sebagian golongan Islam ) telah menumbangkan Bung Karno dengan dalih dan cara-cara yang patut dipertanyakan keabsahannya. Pancasila telah dirusak isinya, dan penciptanya dilikwidasi secara moral dan fisik. Sejarah perjuangan revolusioner Bung Karno telah dikebiri. Kehidupan demokratis telah dibungkem selama lebih dari 32 tahun.

Dalam bidang ekonomi, kejahatan dan kerusakan yang dibikin oleh Orde Baru (GOLKAR) juga amatlah parah. Hutang luarnegeri mencapai (sampai jatuhnya Suharto) jumlah 142 miliar dollar AS, suatu jumlah yang dalam puluhan tahun akan terus-menerus menjadi beban berat bagi generasi kita yang akan datang. Tetapi, di balik itu, sebagian dari hutang ini telah dibikin “pesta” haram oleh tokoh-tokoh utama GOLKAR beserta kroni-kroninya (para konglomerat hitam). Sebagian hasil pesta haram inilah yang bisa dilihat pada penumpukan harta benda mereka (rumah, tanah, mobil, perusahaan, rekening bank di dalamnegeri maupun di luarnegeri), yang patut dicurigai asal-usulnya.

Kerusakan sistem perbankan adalah cermin dari tingkah-laku pejabat-pejabat yang menjadi penjahat itu (ingat, antara lain : “pembobolan” di Bank Indonesia, kasus BLBI, Bank Bali). Kalau pemerintahan Bung Karno telah dihujat dalam tahun 65 karena Indonesia mempunyai hutang luarnegeri sebesar US$ 2 milyar - yang sebagian dipakai untuk membeli persenjataan militer - lalu hujatan macam apa yang pantas kita lancarkan kepada Orde Baru (GOLKAR) yang telah membikin hutang sebesar 142 miliar dollar AS itu? Hujatan tentang hutang sebesar 142 miliar dollar AS ini perlu terus-menerus dilancarkan oleh sebanyak mungkin kalangan dalam masyarakat. Sebab, hutang yang sebesar itu telah digunakan oleh sejumlah kecil pejabat (penjahat?) dan konglomerat untuk menarik keuntungan besar yang haram bagi kepentingan diri, atas kerugian negara dan rakyat.

Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (termasuk pemerasan secara “halus”, intimidasi “terselubung”) adalah ciri-ciri pokok dalam praktek sebagian besar tokoh-tokoh utama GOLKAR dalam memperkaya diri secara tidak sah. Karena banyaknya korupsi yang sudah “membudaya” di seluruh negeri selama puluhan tahun ini, maka dalam tulisan kali ini tidak perlulah kiranya direntangpanjangkan lagi. Sebab, masalah korupsi ini sudah menjadi tuntutan umum rakyat, yang sudah disuarakan terus-menerus sejak puluhan tahun oleh berbagai kalangan dalam masyarakat.

Hancurkan Golkar Demi Kepentingan Umum

Kejahatan, dosa, dan kesalahan GOLKAR selama 32 tahun lebih adalah besar dan juga amat banyak. Inilah yang harus terus-menerus, dan dengan berbagai cara, dijelaskan kepada umum. Sebab, selama puluhan tahun, Orde Baru telah membius fikiran banyak orang, lewat indoktrinasi atau penipuan dan segala macam rekayasa lainnya. Sebagai akibatnya, racun Orde Baru masih bisa merusak. Oleh karenanya, pemblejetan kejahatan Orde Baru dan pembeberan dosa-dosa tokoh-tokoh GOLKAR adalah mutlak perlu, dalam rangka usaha bersama untuk penghancuran GOLKAR secara politik.

Gerakan besar-besaran untuk penghancuran GOLKAR adalah dengan tujuan untuk membersihkan Republik Indonesia dari penyakit parah yang sudah merusak tubuh bangsa dan negara secara parah, yang bukti-buktinya sudah dapat sama-sama kita saksikan selama 32 tahun, dan masih terus berlangsung sampai sekarang. Jadi, ini bukanlah hanya untuk kepentingan segolongan atau beberapa golongan dalam masyarakat. Gerakan untuk menghancurkan GOLKAR bukan pula gerakan balas-dendam yang didasari oleh kepicikan nalar dan kenistaan budi-pekerti. Justru kebalikannya, gerakan ini bertujuan untuk menghilangkan sumber-sumber kenistaan budi-pekerti atau kebobrokan moral.

Menghancurkan GOLKAR (secara politik!) bukan pula berarti sekedar ingin untuk bersenang-senang “mencelakakan” sejumlah besar tokoh-tokohnya atau membikin sengsara para keluarganya atau konco-konconya. Menghancurkan GOLKAR berarti untuk mencegah supaya tokoh-tokohnya tidak dapat melanjutkan terus kejahatan-kejahatan mereka di kemudian hari, dan juga menjatuhkan sanksi adil yang sepadan dengan kejahatan atau kesalahan yang mereka buat selama ini. Ini adalah demi kepentingan umum, demi kepentingan rakyat dan negara kita. Singkatnya, kehancuran GOLKAR adalah berguna bagi kepentingan generasi kita yang sekarang, dan juga generasi yang akan datang.

Galakkan Terus Aksi Aksi Di Berbagai Bidang

Dari berbagai pernyataan yang sudah muncul dalam media massa, kita bisa melihat bahwa masih saja ada orang-orang dari berbagai kalangan (terutama pimpinan GOLKAR sendiri, tetapi juga dari kalangan “pendukung-gelap” Orde Baru yang bersembunyi di mana-mana), yang dengan berbagai dalih atau alasan, membela kepentingan GOLKAR. Oleh karena itu, pada tingkat perkembangan situasi politik dewasa ini, adalah sangat penting bagi seluruh kekuatan pro-reformasi untuk terus menggalakkan aksi-aksi untuk memblejedi keburukan-keburukan GOLKAR (antara lain : masalah dana Bulog sebesar Rp 90 miliar untuk pemilu 1999).

Pemblejetan keburukan, kejahatan dan kesalahan tokoh-tokoh utama GOLKAR adalah salah satu di antara berbagai cara untuk menghancurkan GOLKAR. Dan, diantara kejahatan itu adalah masalah korupsi, yang selama ini merupakan sumber “kekuatan”-nya. Oleh karena itu, berbagai ragam aksi yang sudah dilancarkan oleh mahasiswa (dan golongan-golongan lainnya) di banyak kota dan daerah di Indonesia adalah perlu didukung terus, sambil menganjurkan supaya aksi-aksi itu dilakukan tanpa penggunaan kekerasan atau cara-cara yang bersifat anarkhi.

Inisiatif untuk menghancurkan GOLKAR yang sudah direbut oleh gerakan luas extra-parlementer akhir-akhir ini merupakan langkah permulaan penting, yang perlu disusul dengan berbagai kegiatan lainnya, umpamanya : seminar ilmiah , diskusi besar dan kecil, rapat-rapat umum, siaran-siaran radio, penulisan dalam Internet dan penerbitan pamflet dll dll. Gerakan luas penghancuran GOLKAR haruslah mencakup berbagai kalangan atau golongan dan bersifat lintas agama, lintas suku dan ras, lintas ideologi dan lintas profesi.

Gerakan untuk menghancurkan GOLKAR adalah salah satu sarana penting untuk pendidikan politik di kalangan masyarakat luas. Di samping itu, kalau bisa berjalan dengan baik, gerakan ini akan merupakan investisasi besar bagi peningkatan kekuatan rakyat dalam membela demokrasi dan merampungkan reformasi secara total dan tuntas. Seperti yang juga sudah ditunjukkan oleh pengalaman di banyak negeri di dunia, gerakan extra-parlementer yang kuat bisa mendorong terjadinya perobahan-perobahan penting.

Demikian jugalah kiranya di negeri kita dewasa ini. Sudah sama-sama kita lihat bahwa kekuasaan atau fungsi badan-badan eksekutif, legislatif dan judikatif sekarang ini sedang dihinggapi krisis parah yang multi-dimensional. Sebagian terbesar dari krisis ini adalah akibat atau warisan Orde Baru. Oleh karenanya, patutlah kalau kita tidak menaruh harapan besar bahwa badan-badan eksekutif, legislatif dan judikatif itu semuanya sekarang ini mau (atau bisa!) dengan aktif dan penuh inisiatif menangani berbagai soal parah yang berkaitan dengan GOLKAR.

Jadi, jelaslah bahwa hanya dengan desakan kuat gerakan extra-parlementer-lah masalah berbagai kejahatan dan kesalahan GOLKAR bisa nantinya ditindak-lanjuti oleh berbagai lembaga yang berkaitan. Gerakan extra-parlementer yang kuatlah yang merupakan motor-penggerak digiringnya GOLKAR ke dalam kuburan politik. Dan dikuburnya GOLKAR, yaitu partai politik yang telah membawa begitu banyak kerusakan terhadap negara dan menyebabkan begitu besar kerugian kepada rakyat, adalah suatu kebaikan bagi bangsa kita. Artinya, bagi kita semua.